Akmil Perkuat Karakter Kebangsaan dan Antisipasi Radikalisme 2025
Akademi Militer (Akmil) terus menunjukkan komitmennya dalam membentuk generasi muda yang memiliki karakter kuat, cinta tanah air, dan tangguh menghadapi pengaruh negatif zaman. Salah satu langkah nyatanya terlihat saat Gubernur Akmil, Mayjen TNI Rano Tilaar, memberikan pembekalan wawasan kebangsaan dan bahaya radikalisme kepada calon pekerja Pertamina tahun 2025 di Gedung Leo Kailola, Magelang.
Baca juga : Apa yang Dipelajari di AKPOL? Inilah Ilmu dan Pelatihan Calon Perwira Polisi 2025
Kegiatan ini bukan hanya sekadar agenda formal, melainkan bagian penting dari upaya Akmil untuk memperkuat nasionalisme dan ketahanan ideologi di kalangan generasi muda, terutama mereka yang akan berkiprah di sektor strategis nasional. Menurut Gubernur Akmil, tantangan zaman modern menuntut masyarakat untuk tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki keteguhan nilai dan kesetiaan terhadap Pancasila dan NKRI.
Wawasan Kebangsaan sebagai Pondasi Utama
Dalam pembekalan tersebut, Mayjen Rano Tilaar menegaskan pentingnya menanamkan wawasan kebangsaan sebagai dasar perilaku dan keputusan dalam kehidupan berbangsa. Nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI harus menjadi pegangan moral dan ideologis bagi setiap warga negara.
Beliau juga menjelaskan bahwa tantangan utama bangsa Indonesia saat ini bukan hanya ancaman fisik, tetapi juga ancaman ideologis yang berpotensi menggerus semangat kebangsaan. Paham-paham yang bertentangan dengan ideologi negara bisa muncul secara halus melalui media sosial, lingkungan kerja, atau pergaulan, sehingga penting bagi generasi muda untuk memiliki daya tangkal dan kesadaran nasional yang kuat.
Bahaya Radikalisme dan Pentingnya Kewaspadaan
Selain menanamkan nilai kebangsaan, Gubernur Akmil juga mengajak para peserta memahami bahaya radikalisme dan intoleransi. Beliau menjelaskan bahwa radikalisme tidak selalu muncul secara langsung, tetapi bisa berkembang dari sikap intoleran, fanatisme berlebihan, hingga keinginan mengganti dasar negara dengan ideologi tertentu.
Untuk itu, masyarakat — terutama generasi muda — harus membangun “imunitas ideologis”, yaitu kemampuan untuk menyaring informasi, berpikir kritis, dan tidak mudah terprovokasi oleh ajaran yang menyesatkan. Sikap ini penting agar bangsa Indonesia tetap kokoh dalam keberagaman dan tidak mudah dipecah belah oleh pengaruh ekstrem.
Kolaborasi Akmil dan Dunia Profesional
Pembekalan ini menjadi bukti bahwa Akmil tidak hanya berperan dalam mencetak calon perwira TNI, tetapi juga aktif berkontribusi dalam pembentukan karakter generasi muda di berbagai bidang, termasuk dunia profesional seperti Pertamina.
Calon pekerja perusahaan negara perlu memiliki wawasan kebangsaan yang kuat agar mereka bisa menjalankan tugas dengan integritas tinggi dan loyalitas kepada bangsa.
Melalui kegiatan ini, Akmil ingin menanamkan bahwa nasionalisme bukan sekadar teori, melainkan sikap dan perilaku nyata yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan kerja maupun masyarakat.
Pentingnya Pendidikan Karakter di Era Modern
Di tengah derasnya arus globalisasi dan teknologi digital, generasi muda menghadapi beragam tantangan baru. Informasi yang beredar cepat bisa menjadi peluang sekaligus ancaman. Karena itu, pendidikan karakter dan kebangsaan menjadi kebutuhan mendesak.
Akmil menyadari bahwa membentuk pribadi yang disiplin, tangguh, dan setia pada negara adalah investasi jangka panjang untuk menjaga keutuhan bangsa.
Melalui berbagai program seperti pembekalan wawasan kebangsaan, pelatihan kepemimpinan, dan pendidikan bela negara, Akmil terus berupaya menumbuhkan rasa bangga sebagai warga Indonesia serta menyiapkan generasi yang siap melawan ideologi radikal.
Harapan dan Pesan ke Depan
Di akhir pembekalan, Mayjen Rano Tilaar berpesan agar setiap peserta terus menanamkan nilai cinta tanah air dan tidak mudah terpengaruh oleh ideologi yang menyesatkan. Ia berharap generasi muda Indonesia mampu menjadi pelopor semangat kebangsaan di mana pun mereka berada — baik di dunia militer, pemerintahan, maupun sektor swasta.
Langkah Akmil ini diharapkan menjadi contoh bagi lembaga lain dalam memperkuat pendidikan karakter dan nasionalisme di tengah ancaman radikalisme yang semakin kompleks. Dengan menanamkan nilai kebangsaan sejak dini, Indonesia akan memiliki generasi tangguh yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berjiwa patriotik dan siap menjaga keutuhan NKRI.