8 Latihan Keras di Akpol dan Akmil untuk Menanamkan Disiplin dan Mental Baja

8 Latihan Keras di Akpol dan Akmil untuk Menanamkan Disiplin dan Mental Baja
Akademi Kepolisian (Akpol) dan Akademi Militer (Akmil) dikenal sebagai tempat pembentukan calon perwira terbaik bangsa. Di balik prestise keduanya, terdapat serangkaian latihan fisik dan mental yang sangat ketat dan menantang. Artikel ini membahas 10 jenis latihan keras yang dijalani taruna di Akpol dan Akmil — mulai dari baris-berbaris, long march, latihan tempur, hingga pembinaan mental ideologi.
Setiap latihan dirancang untuk membentuk karakter disiplin, ketahanan fisik, serta mental baja yang dibutuhkan oleh seorang calon pemimpin di lingkungan militer maupun kepolisian. Baca selengkapnya untuk mengetahui bagaimana latihan-latihan ini membentuk pribadi yang tangguh dan siap mengabdi untuk negara.
1. Latihan Baris Berbaris (PBB) Tingkat Lanjut

Latihan Baris Berbaris (PBB) Tingkat Lanjut
Latihan Baris Berbaris (PBB) tingkat lanjut merupakan fondasi utama dalam pembentukan disiplin taruna di Akpol dan Akmil. Latihan ini melatih gerakan tubuh secara serempak, kompak, dan tepat waktu berdasarkan aba-aba dari komandan. Namun, lebih dari sekadar kekompakan fisik, PBB juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai ketaatan terhadap perintah, kecepatan respons, dan keteguhan dalam menjaga formasi di bawah tekanan.
Dalam level lanjutan, taruna tidak hanya bergerak dalam barisan biasa, tetapi juga menjalani skenario PBB dalam situasi yang lebih kompleks seperti formasi upacara resmi, penghormatan militer, hingga formasi taktis di medan latihan. Kesalahan kecil dalam gerakan atau waktu dapat berdampak besar, sehingga fokus dan kedisiplinan menjadi mutlak.
2. Long March (Mars Jarak Jauh)
Long March atau mars jarak jauh adalah salah satu latihan fisik paling menantang yang dijalani taruna di Akpol dan Akmil. Dalam latihan ini, para taruna diwajibkan menempuh perjalanan sejauh puluhan kilometer dengan membawa perlengkapan tempur lengkap seperti senjata, ransel, helm, dan atribut lapangan lainnya. Medan yang dilalui pun bervariasi, mulai dari jalan berbatu, hutan, hingga tanjakan terjal dan cuaca yang tidak menentu.
Tujuan utama latihan ini adalah menguji daya tahan fisik, kekompakan tim, serta keteguhan mental dalam menghadapi kelelahan ekstrem. Taruna dilatih untuk terus melangkah, menjaga ritme, dan saling membantu satu sama lain tanpa mengeluh, bahkan ketika tubuh sudah mencapai batas kemampuannya.
3. Survival Lapangan
Taruna diajarkan berbagai teknik survival seperti mengenali tumbuhan yang bisa dikonsumsi, memancing atau menjebak hewan, mencari dan menyaring air bersih, membuat api, serta membangun bivak atau tempat berlindung dari alam sekitar. Latihan ini tidak hanya menuntut kecerdikan, tetapi juga keberanian dan kemampuan mengatasi rasa takut serta tekanan psikologis akibat rasa lapar, lelah, dan kondisi lingkungan yang keras.
Tujuan utama dari survival lapangan adalah membangun ketangguhan mental, kemandirian, dan kemampuan adaptasi tinggi dalam situasi darurat atau ekstrem. Ini adalah bekal penting bagi calon perwira Akpol dan Akmil yang kelak bisa saja menghadapi situasi lapangan yang tidak terduga dan menuntut keputusan cepat serta sikap tenang dalam kondisi sulit.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa AKMIL Menjadi Pilihan Utama Calon Taruna Indonesia
4. Pelatihan Renang Militer
Pelatihan Renang Militer adalah salah satu bentuk latihan fisik yang menuntut kemampuan luar biasa, baik secara teknik, fisik, maupun mental. Berbeda dari renang biasa, taruna Akpol dan Akmil harus berenang dengan mengenakan perlengkapan lengkap seperti seragam lapangan, helm, sepatu, dan bahkan membawa senjata tiruan. Latihan ini sering dilakukan dalam kondisi ekstrem, seperti di malam hari, di air deras, atau dengan jarak tempuh tertentu yang menantang.
Tujuan dari renang militer bukan hanya meningkatkan kemampuan berenang, tetapi juga untuk melatih ketahanan fisik, kontrol pernapasan, keberanian, dan stabilitas mental dalam situasi penuh tekanan. Taruna harus mampu tetap tenang meskipun menghadapi rasa lelah, arus deras, atau kondisi gelap yang membatasi pandangan.
Latihan ini juga berperan penting dalam membentuk kesiapsiagaan calon Akpol dan Akmil menghadapi misi nyata di medan operasi, terutama dalam skenario penyebrangan sungai, evakuasi air, atau operasi laut. Dengan pelatihan ini, taruna diharapkan mampu bertahan dan tetap berpikir jernih dalam lingkungan air yang berisiko tinggi.
5. Latihan Taktik Tempur (Akmil) / Simulasi Penanganan Kejahatan (Akpol)
Latihan ini merupakan bagian krusial dalam membentuk kesiapan operasional taruna di lingkungan Akpol dan Akmil. Di Akmil, latihan taktik tempur dilakukan melalui simulasi medan pertempuran dengan berbagai skenario, seperti penyergapan, pertahanan, patroli tempur, hingga operasi ofensif di medan terbuka atau hutan. Sementara di Akpol, taruna menghadapi simulasi penanganan kejahatan yang realistis — mulai dari pembebasan sandera, pengamanan unjuk rasa, penangkapan pelaku kejahatan, hingga operasi penggerebekan.
Dalam latihan ini, taruna tidak hanya dituntut untuk menguasai teknik operasional, tetapi juga mengambil keputusan cepat, bekerja sama dalam tim, serta menjaga ketenangan di bawah tekanan tinggi. Skenario dirancang sedekat mungkin dengan situasi nyata, lengkap dengan gangguan suara, batas waktu, dan elemen kejutan, untuk menguji ketajaman insting, ketegasan, dan kedisiplinan dalam eksekusi.
Tujuan utama dari latihan ini adalah membentuk respon taktis yang efektif dan bertanggung jawab, serta menanamkan sikap siap siaga dalam kondisi apapun. Melalui proses ini, taruna dibekali kemampuan untuk bertindak tepat, tidak hanya secara teknis tetapi juga secara etis dan profesional.
6. Pendidikan Jasmani Militer (Jasmil)

Pendidikan Jasmani Militer (Jasmil)
Jasmil adalah program latihan fisik intensif yang mencakup berbagai gerakan dasar seperti push-up, sit-up, lari jarak jauh, pull-up, serta tantangan melewati rintangan halang rintang. Latihan ini dilakukan secara rutin dan terukur dengan tingkat kesulitan yang terus meningkat sesuai perkembangan fisik dari calon Akpol dan Akmil.
Tujuan pelatihan Jasmil adalah untuk membentuk kebugaran jasmani yang optimal, memperkuat daya tahan tubuh, serta mengembangkan mental yang tahan banting dan pantang menyerah. Selain itu, latihan ini juga melatih konsistensi, disiplin pribadi, dan semangat juang tinggi — kualitas penting bagi calon perwira yang akan terjun langsung ke medan tugas.
7. Latihan Menembak dan Teknik Senjata
Dalam latihan ini, taruna dilatih menggunakan berbagai jenis senjata api dengan fokus pada akurasi tembakan, kontrol emosi, dan konsentrasi tinggi. Prosedur ketat dan pengawasan disiplin diterapkan karena latihan ini berisiko tinggi dan melibatkan senjata sungguhan.
Tujuan pelatihan adalah untuk membentuk kemampuan teknis yang andal, meningkatkan refleks dan respons cepat dalam situasi berbahaya, serta menanamkan tanggung jawab dan kedisiplinan tinggi dalam penggunaan senjata. Taruna juga diajarkan untuk tetap tenang dan berpikir jernih saat berada dalam tekanan, baik dalam simulasi tempur maupun situasi nyata.
8. Latihan Disiplin Diri dan Kemandirian Harian
Latihan ini merupakan bagian dari rutinitas wajib taruna setiap hari. Calon Akpol dan Akmil dituntut untuk bangun pagi sebelum subuh, merapikan tempat tidur dengan rapi sesuai standar, menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan, serta menyiapkan perlengkapan secara mandiri dan tepat waktu. Setiap detail — mulai dari posisi sepatu hingga kelengkapan atribut — diawasi dengan ketat oleh pembina.
Tujuan pelatihan ini adalah untuk membentuk disiplin dari calon Akpol dan Akmil yang kuat, tanggung jawab atas diri sendiri, serta kemandirian dalam menjalankan tugas harian tanpa bergantung pada orang lain. Kebiasaan ini melatih ketepatan waktu, kerapian, dan kepedulian terhadap hal-hal kecil — yang semuanya merupakan bagian penting dalam membangun karakter seorang perwira yang profesional, tertib, dan siap menghadapi tuntutan lapangan.